![]() |
| picture |
Jika ingin langgeng, rumah tangga
butuh lebih banyak sentuhan cinta. Sayang ..tak banyak orang yang pandai
mensemikan cinta dalam keluarga. Ada senyum dan komunikasi yang baik, namun
dalam kenyataan, tidak banyak orang yang mengerti bagaimana caranya mewujudkan
bahagia. Kalau saja setiap kita mau memulainya dari hal yang sederhana, tentu
tidak ada kata “sulit” untuk mewujudkan impian indah terswbut, misalnya
menumbuhkan kebiasaan mendengar. Yang sering terjadi, kebiasaan bebicara yang
banyak dan malas mendengarkan.
Padahal setiap anggota keluarga
di tuntut untuk bijaksana, baik itu suami dan istri. Biasakanlah untuk
mendengarkan keluh kesah masing-masing. Untuk itu, dibutuhkan kebesaran hati
dari kedua belah pihak untuk saling membuka diri. Saling berbicara dan juga
saling mendengarkan. Ali bin abi thalib RA pernah bepesan “siapa yang paling
baik dalam mendengar, dia yang paling cepat memperoleh manfaat”.
![]() |
| picture 2 |
Diantara suami – istri sekarang,
kadang ketidak mampuan mengungkapkan lewat kata-kata, boleh jadi membuat
kegembiraan dan tidak bisa dirasakan dengan baik. Bahkan, tidak jarang berbuah
kejengkelan. Karena lupa atau tidak terampil mengungkapkan, seringkali kita
nyaris tidak pernah terampil dalam mengungkapkan kata-kata, ungkapan yang
menghibur dan mengasihi terhadap pendamping hidup kita. Jangan salahkan jika pasangan
kita merasa dirinya tidak dicinta, tidak diperhatikan, bahkan yang lebih parah,
merasa tidak dibutuhkan.
Terkadang maksud baik yang kita
sampaikan, malah tidak disambut dengan penuh semangat oleh pasangan kita. Ibarat
menyajikan makanan, terkadang makanan itu sepertinya lezat, namun karena cara
penyajiannya yang kurang menarik atau bahkan buruk, orangpun tidak berselera
untuk mencicipinya. Bisa juga makanan yang biasa-biasa saja dan mudah
didapatkan, tapi karena cara penyajiannya yang menarik, ia dihargai mahal dan
segera mengundang selera makan orang.
Salah seorang pemerhati keluarga,
menekankan agar sikap keterbukaan hendaknya dibangun sejak awal. Menurutya,
keterbukaan yang dimaksud adalah keterbukaan yang dapat mengurangi nilai-nilai
negatif, lalu disaat yang sama meningkatkan nilai-nilai positif. Ini juga harus
disertai sikap saling percaya dari kedua belah pihak ( suami-istri ), bila
sikap keterbukaan ini selalu dapat dilestarikan dalam kehidupan rumah tangga,
Insya Allah kehidupan sakinah, mawaddah
dan rahmah akan terwujud.
Nah bila ingin sebuah komunikasi
dalam keluarga terjalin rapi dan baik, mulailah bersikap terbuka. Agar dapat
terbuka, sering-seringlah mendengarkan daripada berbicara..sederhankan..???



No comments:
Post a Comment