HIDUP TAK SEMUDAH KATA
MOTIVATOR, SO WHAT?
Saat ada orang yang mengatakan, Hidup
Tak Semudah Kata Motivator, saya setuju. Memang benar, hidup tidak semudah
kata-kata. Kata-kata hanyalah garis tinta diatas kertas atau rangkaian huruf
digital di komputer atau ponsel Anda. Sementara hidup penuh dengan kerja keras
dan berbagai masalah yang ditemui. hidup tak semudah kata motivator Betul
sekali. Pertanyaannya, terus apa? Jika Anda mengatakan Hidup Tak Semudah Kata
Motivator, terus bagaimana? Orang yang mengatakan Hidup Tak Semudah Kata
Motivator, mungkin karena dia sudah mendengarkan kata-kata motivator di TV,
ikut seminar motivasi, atau membaca kata-kata motivasi di social media. Artinya
dia sudah membaca nasihat. Kemudian dia mengatakan tidak semudah itu. Contoh
sederhana. Misalnya seorang motivator dia memotivasi seseorang agar kerja
keras. Tentu dengan berbagai variasi kalimat yang memotivasi dan menginspirasi.
Kemudian orang yang dimotivasi itu
mengatakan, “Tetapi kerja keras itu tidak semudah kata-kata.” Terus apa manfaat
bagi orang itu? Tetap saja harus kerja keras bukan? Kerja keras memang tidak
semudah kata-kata. Tetap saja harus kerja keras bukan? Sang motivator mendorong
seseorang untuk bekerja keras, agar orang itu berhasil mendapatkan apa yang dia
inginkan atau terlepas masalah yang dia hadapi. Lalu, salah motivator apa?
“Tapi, motivator tersebut ngomong doang!” Ya iyalah … namanya juga motivator.
Kalau nggak ngomong (nulis) bagaimana mau memotivasi orang? “Tapi, saya bingung
mau bertindak apa.” Nah kalau begitu, yang bermasalah adalah orang tersebut.
Masalahnya kurang ilmu. Bingung tanda kurang ilmu. Bingung tandanya orang itu
harus belajar, supaya mengetahui apa yang perlu dilakukan. “Tapi, motivator itu
tidak mengajarkan saya.” Tugas dia adalah memotivasi.
Namanya juga motivator. Untuk belajar
Anda bisa belajar kemana saja. Bisa membaca buku, bisa membeli ebook, membeli
video, ikut pelatihan, dan sebagainya. Kalau sang motivator mau mengajari
seseorang, maka dia berlanjut sebagai trainer atau pelatih atau pengajar, sudah
bukan motivator lagi. Tentu beda bayarannya, ada tambahan. He he. Kalau orang
mendampingi seseorang, namanya coach. Beda lagi bayarannya. Kalau orang yang
memecahkan masalah namanya konsultan, lebih mahal lagi tuh. Dan, kita bisa belajar,
bisa mendapatkan pelajaran, bisa mendapatkan bimbingan, dan solusi tidak perlu
dari orang yang sama.
Dan tentu ada bayarannya kalau Anda
menggunakan orang profesional. Nyuci baju juga kalau nyuruh laundry bayar,
karena laundry tukang cuci profesional. Kalau mau gratis, nyuci sendiri atau
suruh anak atau adik kita. Begitu juga jika kita ingin mendapatkan bantuan.
Kalau menggunakan tenaga profesional, ya bayar lah. Kalau mau gratis, coba
minta bantuan orang tua, saudara, atau teman. Satu Hal Penting Bagi Yang
Mengatakan Hidup Tak Semudah Kata Motivator Bagi seseorang, saya tidak
mengatakan Anda ya, yang masih mengatakan kalimat ini, Hidup Tak Semudah Kata
Motivator, jangan dengarkan motivator. Biarlah motivator bicara bagi mereka
yang membutuhkan motivasi, dorongan, dan nasihat.
Jika tidak perlu, buat apa
mendengarkan motivator termasuk membaca artikel di website ini? Saya tidak bisa
mengatakan sepeda motor itu percuma dibuat dengan alasan saya tidak butuh.
Kenyataanya, masih banyak orang yang membutuhkan sepeda motor. Jadi saya tidak
perlu memaki pembuat sepeda motor bukan? Orang yang tidak perlu lagi motivator
artinya dia tidak tidak perlu lagi nasihat, tidak perlu lagi dorongan, tidak
perlu lagi inspirasi, dan sebagainya yang membuat dia bertindak. Orang yang
seperti ini ada dua kemungkinan. Pertama dia memang sudah hebat, tidak perlu
lagi dorongan orang lain. Dia sudah bekerja keras dan sudah mengetahui apa yang
dia lakukan.
Kedua orang-orang yang memang tidak mau
menerima nasihat bahkan bisa jadi sebenarnya dia malas sehingga merasa tidak
nyaman saat mendengar nasihat yang mendorong dia bertindak.
Terlepas
kemungkinan yang mana, pertama atau kedua, tetap saja tidak baik berkata
negatif atau memaki motivator. Memangnya Motivator Sudah Sempurna? Jika seandainya
seseorang menunggu sempurna untuk dakwah, maka yang dakwah cuma para nabi saja.
Dakwah sudah selesai 14 abad yang lalu. Dakwah tidak harus menunggu sempurna.
Begitu juga motivator, tidak perlu menunggu sempurna untuk menjadi motivator.
Tidak ada seorang pun yang pernah saya dengar, seorang motivator yang mengaku
dirinya sempurna.
Nasihat tidak perlu datang dari orang
yang sempurna. Jika ada seorang yang tidak punya mobil, menasihati Anda supaya
mengecek rem sebelum berangkat, apa perlu diabaikan? “Ah dia sendiri tidak
punya mobil, ngapain dengerin dia”. Anda pun berangkat, kemudian saat
ditanjakan curam rem Anda blong. Padahal seharusnya sudah bisa diantisipasi
sejak awal. Anda menolak nasihat, gara-gara yang memberi nasihat tidak punya
mobil. Penutup Saya kira, tidak ada manfaatnya mengatakan Hidup Tak Semudah
Kata Motivator. Jika Anda mendapatkan manfaat dari seorang motivator, dengarkan
dan ikuti sarannya. Jika tidak, ya sudah, berarti para motivator itu bukan
untuk Anda. Jangan sampai, kita (termasuk saya) menjadi orang yang karena
kesombongan, menolak menolak nasihat, dan malas sehingga mengatakan Hidup Tak
Semudah Kata Motivator.

No comments:
Post a Comment